Saturday, April 15, 2017

Defying World Prolog


Prolog

Booooom!! Booooom!! Booooom!!

Booooom!! Booooom!! Booooom!!

Booooom!!
Suara – suara ledakan terdengar memecah keheningan dimensi, dibalik suara ledakan dan debu samar – samar terlihat lima sosok pria tua dan satu wanita tua ang masing – masing dari mereka memuntahkan darah dari mulutnya, dan diseberang mereka satu sosok dari debu ledakan muncul wajah seorang pemuda dengan mata sengit memandang para tetua, dibelakangnya ada seorang wanita muda elegan yang bagai dewi memandang pertarungan mereka bertujuh dengan tampilan cemas

“Ka..gen..dra....” suara samar dari dewi elegan di belakang kagendra dengan tampilan cemas.

Kagendra pun berbalik dan menampilkan senyum kepada wanita seolah – olah pertarungan hidup dan mati yang penuh ledakan hanya bagian dari permainannya. Setelah itu wajahnya langsung berbalik memandang enam tetua didepannya dengan tampilan sengit dan berbicara “Kalian memainkan peran seorang dewa dengan layak enam senior dimensi dengan heroik datang kemari menyerangku untuk membalaskan masing – masing dendam keturunan kalian, tapi akhirnya apa? Hanya mati disini! Karena aku kagendra!”

“Kurang ajar kau...!! Dunia dimensi tujuh adalah rumahmu.. tapi kau menghancurkan sembilan kerajaan penguasa masing masing planet hanya karena seorang wanita! Kalau aku tak membalas dendam atas nama mereka, pantaskah aku masih dipanggil dewa yang agung” suara salah satu pria tua menggelegar marah

“Kagendra kau kuat sangat menentang surga, kau memang layak sebagai peneruh keluarga kerajaan Zen ku, tapi apa? hanya karena seorang wanita kau menghapus mereka dan menghancurkan keluargamu sendiri..!!” Wanita tua yang bagian dari tujuh dewa terhormat mengatakan dengan mata sengit.

“Aku tidak peduli” suara Kagendra yang terputus akhirnya dilanjutkan “Aku hanya ingin hidup damai dengan wanitaku, tapi apa? Dengan tampilan malaikat tak bersalah kalian meminta jiwanya demi kehidupan dimensi ini, Hah! Itu hanya alasan alian sampah! Kalian hanya ingin menyerapya demi ego bodoh kalian!”

“Jadi kau sudah tau? Lalu apa kau pikir satu hidup wanitamu layak demi satu kehidupan satu dimensi tujuh kita? Kau me-“ tetua yang belum sempat menghentikan ucapanya terdiam memandang wajah Kagendra

“Bahkan dengan satu juta kematianmu, tidak layak dengan satu helai rambutnya” Kagendra yang mulai enggan berbicara menjawab tetua dengan lantang.

“Kau..!” enam tetua yang sudah terluka parah berbicara hampir bersama-sama.

Terengah engah salah satu tetua dengan wajah bengis berbicara “Hahahah.. karena kami tak bisa mendapatkan jiwanya, maka kita hanya bisa mati bersama bukan? Dendam kami tak akan padam tanpa kematianmu, apa kau pikir kami kesini tanpa persiapan jika tak bisa mengalahkanmu?? Ahahah kau naif..”

Ekspresi Kagendra langsung berubah sengit “Aku sudah tau, segel jiwa kan? Ahahah kalian menghabis sumberdaya terakhir kalian demi membunuh kami, tetua kau terlalu berlebihan kan ahahah lalu apa pemicunya? Jiwa kalian sendiri? Maka sekarang mati!” selesai berbicara pedang kagendra langsung menebas kekosangan didepanya kearah enam tetua dan segera energi bebentuk naga api emas muncul meluncur kearah enam tetua.

“Booooooooommm!!!” ledakan dahsyat akhirnya terdengar..

Kagendra yang sudah menyelesaikan pertempuranya segera berbalik menuju wanita cantik di belakangnya dengan tersenyum dia berkata “Sudah selesai sayang.. mereka kehabisan tenaga dalam setelah menyusun segel jiwa di planet ini, ini memang merupakan serangan putus asa” Kagendra menyelesaikan kalimatnya dengan mengusap air mata sang wanita dengan lembut.

Wanita indah itu menutup matanya dan memegang tangan kagendra dengan halus lalu dia membuka matanya dan menatapnya dengan menangis dia berbicara “Apa harus begini? Kapan kita akan bertemu lagi? Kau yakin?” wanita itu berbicara dengan pelan dan terus mengusap-usap tangan kagendra.

“Yah harus begini, ini segel jiwa aku tak punya cara memecahkanya” Kagendra tersenyum dan melanjutkan berbicara “Aku akan mengkompres jiwa ku hanya menyisahkan pengetahuan bela diri dan metode kultivasi Naga Api Emas sedagnkan untukmu aku akan menyisahkan metode kultivasi Satu Dunia dan metode penyembuhanmu, ingatan beladiri hanya akan kembali setelah memasuki Alam Dasar atau setidaknya umurmu enam tahun dan tak akan ada ingatan tentang cinta atau perasaan termasuk kau juga akan melupakanku”

Wanita elegan itu memandang Kagendra dan mencengkram tangannya dengan ekpsrei kaget “Heh, sebentar aku jelaskan.. kau tak akan mengingatku selamanya sedangkan untukku pada Alam Dasar aku akan mengingat pengetahuan beladiriku dan selanjutnya pada Alam Raja aku akan mengingatmu dan hanya aku satu – satunya orang yang akan mencarimu dan mengaktifkan ingatanmu” Kagendra berbicara lagi dengan tanganya masih mengusap-usap pipi wanitanya seakan menunjukkan kasih sayang.

“Ngiiiiiiinnnnnggg...” suara Segel Jiwa mulai beraktifasi dan terdengar memecah keintiman Kagendra dan wanita seolah mengingatkan bahwa waktu mereka tak lama lagi.

Wajah wanita itu berubah cemas dia segera mentap kagendra dan berbicara “Baiklah aku mengerti aku akan lahir kembali tanpa mengingatmu dan ingatlah permintaanku, kau boleh bermain dengan wanita lain tapi jangan mencintainya ingatlah aku permasurimu dan aku tak akan memaafkan tentang adanya selir” wanita itu berbicara dengan wajah serius

Kagendra kaget dan segera tertawa “Dengan jiwaku apa kau pikir aku gampang tergoda? Tidakkah sampai sekarang hanya kau yang bisa menggodaku ahahaha, tapi sudahlah aku masih sangat bersemangat kau akan terlahir kembali bukankah kau akan perawan lagi, dan aku akan melihat lagi kau merintih saat pertama kali bercinta ahahahaha”

Wanita itu tersipu, wajahnya merah semerah tomat dia menunduk malu dan mencubit tangan Kagendra “Jangan nakal, tapi aku harap ingat janjimu” setelah berbicara wajahnya kembali mentap serius Kagendra

“Yah, pasti! Aku juga akan segera menemukanmu An********ya kau wanita milikku dan akan selalu menjadi milikku” selesai berbicara Kagendra langsung mencium bibir wanitanya, serangan segera ditanggapi lidah wanitanya.. mereka mencium dengan intim, tangan kagendra mulai meluncur ke dalam baju wanitanya dengan meremas bukit kembar kelinci, tubuh wanita itu bergetar matanya tertutup wajahnya merah. Segera cahaya putih mulai berkumpul di sekitar mereka dan terbang meninggalkan tubuh mereka.

Share: